Friday, August 30, 2013

Wati

Wati menghambur keluar dari dalam rumahnya sambil berteriak-teriak. Tubuhnya yang agak tambun dibawanya berlari menuruni lembah. Kedua tangannya mengangkat rok lebarnya tinggi-tinggi hingga kemaluannya nyaris kelihatan. Wati memang jarang pakai celana dalam.

Wati terus berlari menuruni lembah menuju sungai. Cairan kental berwarna merah kehitaman mulai meluncur turun dari selangkangannya, merayapi paha dalamnya hingga ke betis. Wati semakin panik. Kini ia berlari sambil merenggangkan kedua kakinya. Air matanya mulai jatuh.


Begitu tiba di bibir sungai yang dangkal, Wati segera saja meloncat turun. Di sana Wati berjongkok sambil memeluk lututnya, menyelesaikan tangis ketakutannya, dan terus berdiam di aliran sungai hingga menstruasinya selesai.

No comments:

Post a Comment