Wati menghambur keluar dari dalam rumahnya
sambil berteriak-teriak. Tubuhnya yang agak tambun dibawanya berlari menuruni
lembah. Kedua tangannya mengangkat rok lebarnya tinggi-tinggi hingga kemaluannya
nyaris kelihatan. Wati memang jarang pakai celana dalam.
Wati terus berlari menuruni lembah menuju
sungai. Cairan kental berwarna merah kehitaman mulai meluncur turun dari
selangkangannya, merayapi paha dalamnya hingga ke betis. Wati semakin panik. Kini
ia berlari sambil merenggangkan kedua kakinya. Air matanya mulai jatuh.
Begitu tiba di bibir sungai yang dangkal,
Wati segera saja meloncat turun. Di sana Wati berjongkok sambil memeluk
lututnya, menyelesaikan tangis ketakutannya, dan terus berdiam di aliran sungai
hingga menstruasinya selesai.
No comments:
Post a Comment