“Di sana.” Kau menunjuk satu bintang di
langit. Aku tak yakin bintang mana yang kau maksud, karena mereka begitu jauh
dan alangkah banyaknya. Tapi saat aku bertanya dalam hati bintang mana yang kau
maksud, tiba-tiba satu bintang berkelip, seperti memberi jawaban.
Itukah dia?
“Cantik sekali,” kataku yang terdengar
seperti omong kosong, karena sebenarnya mereka semua terlihat sama dari bawah
sini.
“Dulu, ia adalah wanita tercantik di muka
bumi. Sekarang, ia menjadi bintang tercantik di langit. Bukankah aku sangat
beruntung?” tanyamu.
Dan aku seketika tahu, di sinilah aku harus
berhenti mencintaimu, karena kamu tak pernah berhenti mencintainya, meskipun ia
telah tiada.
Ini adalah tema untuk penutupan #100kata8 (Cerita Seratus Kata selama Bulan Delapan) yang seharusnya diposkan di tanggal 31 Agustus 2013.
ReplyDeleteBut, better late than never, huh? ;)