Pagi itu aku terbangun dengan perasaan yang
tata letaknya berantakan. Ada rindu yang tak tersampaikan yang bikin kacau
orbit ragam hati.
Meskipun berat, kucoba untuk beranjak dari
peraduan. Kulempar pandang ke kelabunya langit Jakarta yang tampak dari pintu kaca
lantai 22. Entah itu suara gemerisik daun yang dibuai angin, ataukah sebuah
bisik yang merambat menembus pintu kaca? Nadanya persuasif dan datangnya dari
arah balkon. Dengan tanya menggantung di kening, kuhampiri balkon yang jaraknya
hanya lima langkah dari tempatku memintal mimpi.
Di sanalah, di balkon berukuran tidak lebih
dari satu kali setengah meter, terdampar sebuah pesawat kertas.
Ah... Siapa gerangan yang mengirim pesawat
kertas ini? Hatiku tak pelak bertanya-tanya. Sisi romantis dalam diriku sontak
mengambil alih peran logika dalam situasi ini. Tak dapat kutahan bayangan
tentang seorang pengagum rahasia yang diam-diam mengirim surat cinta lewat
pesawat kertas. Adakah yang lebih romantis daripada perasaan yang dituangkan
dalam bentuk huruf dan kata di atas selembar kertas; kertas yang kemudian
dilipat di sana dilipat di sini hingga membentuk sebuah model aerodinamis; sebuah
pengharapan kemudian ditiupkan ke moncong pesawat sebagai bahan bakarnya; lalu
mengantarkannya kepada angin dan pasrah ke mana angin akan membawa terbang rasa
di pesawat kertasnya?
Dengan khayalan tingkat tinggi kuhampiri
pesawat kertas yang mendarat dengan sembarangan di balkon kamarku. Perlahan,
dengan jantung berdebar dan darah berdesir, kuambil benda asing itu lalu hati-hati
kubuka lipatan-lipatannya satu demi satu.
Oh, khayalanku langsung terjun bebas! Benda
asing itu mungkin memang benar-benar datang dari luar angkasa. Belum pernah
kutemukan surat cinta berisi simbol-simbol dan angka-angka yang menyerupai
rumus persamaan matematika.
Sementara aku merutuki kebodohanku, tanganku membalik
kertas itu dengan alami. Dan, di sanalah tertulis sebuah pesan yang aku sendiri tak
yakin untuk siapa. Dua kata dan satu tanda baca: “miss me?”
Note: Terinspirasi dari kisah nyata :)
No comments:
Post a Comment