Aku
sama sekali tidak bisa membaca apa yang ada dalam hati dan pikirannya saat ini. Kunyalakan sebatang rokok untuk menyembunyikan kecemasanku.
Ia
membaca draft cerita itu tanpa ekspresi. Aku bahkan tidak yakin ia sedang
membacanya. Jangan-jangan ia hanya menatap kosong kertas-kertas di tangannya.
Beberapa
saat kemudian ia letakkan draft cerita itu di atas meja dan mulai menyalakan
rokoknya sendiri. Apakah ia sedang menyembunyikan kegelisahan?
Setelah
hisapan ketiga, ia mulai buka suara. “Ini hanya perasaanku saja atau memang
jalan ceritanya familiar?” tanyanya dengan senyum setipis gerimis. Aku tak
menjawab.
“Ini
tentang aku, kan?” tanyanya lagi.
“Jadi,
selama ini kamu benar-benar mencintaiku?”
No comments:
Post a Comment