Kancil bisa
mendengar Pak Tani mengasah pisaunya di halaman belakang. Suara bilah pisau
yang beradu dengan batu asah itu terdengar seperti gesekan busur biola pada
dawai yang menyayat hati.
Kancil
menendang dan meregang berusaha melepaskan ikatan di keempat kakinya. Tapi
Gagal. Pak Tani membelenggunya dengan rantai besi bukan tali. Pak Tani tidak
punya anjing peliharaan yang bisa ia kadali. Dan ia diikat di atas ranjang
bukannya ditawan dalam kandang ayam.
Kancil
semakin ketakutan kala suara pisau yang diasah berhenti digantikan oleh suara
langkah Pak Tani. Ia dapat melihat kilasan dongeng hidupnya lewat di depan
mata. Kancil membatin, “Beginikah rasanya kalah?”
No comments:
Post a Comment