Thursday, August 29, 2013

Kopi yang Hampir Dingin

“Kopimu sudah hampir dingin, Mas.” Terdengar suara istrinya yang lembut di belakang telinganya. Tapi ia sama sekali tidak bergerak untuk mengambil gelas belimbing berisi kopi yang ada di meja di sebelahnya. Ia hanya mengedip dua kali.

Lelaki itu ingin sekali menolehkan kepalanya dan melihat wajah istrinya. Bahkan ia ingin sedikit mengecupnya dan mengucapkan terima kasih untuk setiap gelas kopi yang istrinya sajikan setiap pagi dan sore hari. Tapi ia takut. Ia takut tak dapat menemukan wajah istrinya di sana. Ia takut itu hanya khayalannya belaka.

“Kopimu sudah hampir dingin, Mas.” Suara istrinya terdengar lagi. Kali ini diiringi semilir wangi melati.

No comments:

Post a Comment