Tuesday, November 6, 2012

Bangku Kosong



“Permisi, ini kosong?” ia menunjuk bangku di sebelahku.

Aku hanya mengangguk dan sedikit menggeser pantatku. Wangi parfum maskulin segera tercium begitu ia duduk.

“Lumayan, bukan bau minyak angin” pikirku.

Sepuluh menit berlalu. Kami sama-sama membisu.

Tiba-tiba ia beranjak, kupikir ia ke toilet. Tapi sepuluh menit berlalu ia belum juga kembali.

“Ke mana dia?”

“Ah, mengapa aku harus mencarinya? Dia kan bukan siapa-siapa”.

Sepuluh menit berikutnya, tidak ada tanda-tanda.

Kemudian dengan refleks atau didorong oleh perasaan entah apa, aku memutar kepalaku mencari sosok lelaki tadi.

Dan di sanalah ia – duduk lima baris di belakangku, bercengkrama akrab dengan seorang gadis.

Dalam hati aku menggerutu “apa sih susahnya memulai percakapan? Kesempatan emas malah disia-siakan”.


[cerita #111Kata dengan tema "kursi" untuk @jejakubikel]

No comments:

Post a Comment