Tuesday, December 25, 2012

Gio


Aku menamainya Gio, padahal aku tidak tahu apakah ia perempuan atau laki-laki. Kalau ia perempuan bisa saja nama panjangnya Giovany, tapi tetap akan kupanggil Gio.

Gio adalah tukik mungil yang lembut dan lucu hasil percobaan konservasi penyu oleh teman-teman dari KOMPPAK (Komunitas Pecinta Penyu dan Karang). Begitu mungil dan lembutnya Gio sampai aku tidak bisa membayangkan suatu hari nanti ia bisa jadi sebesar penyu-penyu yang pernah kulihat selama ini.

Sebelumnya Gio datang sebagai telur penyu bersama 89 butir telur lainnya yang dibeli oleh teman-teman KOMPPAK dari desa Kawinda To’i seharga Rp. 2.500 per butir. Biasanya mereka menjual telur penyu untuk dikonsumsi dengan harga Rp. 3.000 per butir, berhubung kali ini untuk tujuan konservasi maka mereka setuju memberikan potongan harga Rp. 500 per butir.

Cikal bakal Gio dan 89 telur lainnya dibawa ke desa Calabai. Di sini teman-teman KOMPPAK sudah mempersiapkan tempat untuk telur Gio dan teman-temannya di pantai. Mereka membuat lubang di pasir dengan kedalaman mulai dari 15 cm hingga 40 cm. Nah, telur Gio kebagian tempat di lubang sedalam 25 cm. Pada hari ke-42 telur-telur penyu itu mulai menetas, tapi sayang tidak semua menetas. Dari 90 butir telur yang dipendam, hanya 15 telur saja yang menetas sempurna. Mereka adalah telur-telur yang dipendam di kedalaman 20 cm, 25 cm, dan 30 cm. Sayangnya lagi, 15 bayi tukik yang menetas itu satu per satu mati pada hari-hari berikutnya dan hanya menyisakan tiga ekor termasuk Gio ini.

Karena banyak tukik yang mati kawan-kawan KOMPPAK mulai lebih waspada untuk merawat Gio dan dua temannya yang tersisa. Mereka ditaruh di ember yang setiap hari harus diganti airnya. Mereka belum butuh makanan karena masih membawa makanan sendiri di bawah tubuhnya. Selang satu bulan teman-teman KOMPPAK membuatkan penangkaran sederhana di dekat dermaga. Penangkaran ini juga nantinya akan digunakan untuk menampung teman-teman Gio yang akan didatangkan dari Mataram sedikitnya 50 ekor tukik. Penangkaran ini sangat sederhana, berukuran kurang lebih 5 m X 2,5 m dibuat dengan 6 tonggak kayu dan dikelilingi jaring dua lapis. Tingginya pun tidak sampai 2 meter.

Maka pada suatu sore yang cerah ketika penangkaran tersebut selesai dibuat, kami pindahkan Gio dan dua temannya ini dari ember ke dalam penangkaran. Aku bisikkan padanya untuk senantiasa berhati-hati dan semoga dia aman di dalam sana. Gio terlihat sangat gembira saat dilepas ke dalam penangkaran. Ia berenang lincah ke sana ke mari, dan kami pun meninggalkan mereka di sana saat senja mulai turun.

Malam harinya sekitar pukul 22:00 kami mendapat kabar bahwa air laut meninggi dan salah satu tukik terlepas dari penangkaran. Panik, kami semua segera berlari menuju dermaga. Sesampainya di sana kawan-kawan KOMPPAK segera terjun membetulkan jaring yang agak turun di salah satu sisi dan benar menemukan bahwa di dalam hanya tinggal tersisa dua ekor tukik. Aku pun meratap, kamu ke mana Gio??? Kami mencarinya di sekeliling dermaga tapi berhubung ukurannya masih sangat kecil dan malam gelap, kami tidak berhasil menemukannya.

Aku melepas pandang ke arah laut luas di depan dermaga, mencemaskan Gio. Suara 'cepiak' air laut yang menampar lembut tiang-tiang dermaga melemparku ke dalam kenangan tentang Gio. Ya ampun, dia masih begitu kecil, begitu rentan. Akankah ia sanggup bertahan di luar sana? Laut gelap di hadapanku hanya diam tak menjawab. Aku menunduk, di manapun kamu berada sekarang semoga kamu baik-baik saja Gio... Semoga kamu selamat dan dapat tumbuh besar, kawin, lalu menghasilkan telur yang banyak demi keberlangsungan spesiesmu dan keseimbangan alam semesta.

Selamat jalan Gio... Your journey starts here...

[Calabai, 29 November 2012]

Catatan: Teman-teman di KOMPPAK juga mulai mensosialisasikan gerakan konservasi penyu ini kepada penduduk. Daripada penduduk mengambil telur penyu dan dijual untuk dikonsumsi, KOMPPAK bersedia membayar Rp. 5000 untuk setiap tukik yang mereka biarkan menetas dari telurnya dan diserahkan ke KOMPPAK untuk ditangkar. Untuk informasi lebih lengkap tentang siapa KOMPPAK dan apa saja yang mereka lakukan, sila lihat di sini: KOMPPAK 
Atau baca tulisan seorang Pencumbu Indonesia tentang KOMPPAK di sini: Cumbu Indonesia siapa tahu ada yang mau bantu... Salam lestari!

No comments:

Post a Comment