Tuesday, September 25, 2012

Fiksimini Selection


TGIF (Thank God It’s Fiksimini!). Terima kasih Tuhan, ini Fiksimini! Dan terima kasih juga untuk salah satu teman saya di dunia maya, sebut saja Reza, yang menaruh perhatian terhadap karya-karya FM saya. Kalau bukan karena dia, mungkin saya tidak akan repot-repot mengumpulkan remah-remah FM yang tidak seberapa dibanding jumlah tweet saya yang sudah mencapai sebelas ribuan (cerewet juga ya ternyata?!), hehe..

Saya sadar saya bukan fiksiminier handal. Bahkan dari enam halaman kumpulan FM yang saya hasilkan sejak 2010, hanya satu setengah halaman saja yang menurut saya layak untuk dimasukkan ke dalam kumpulan “Fiksimini Selection”. Mudah-mudahan kumpulan selektif ini tidak dianggap sebagai niat menyombongkan diri. Yakali ada yang menganggap saya berlagak seperti penyanyi populer yang mengeluarkan album “The Best”. Hahahahaa… Tapi maaf, yang terjadi justru sebaliknya. Saya tidak punya apapun yang bisa saya sombongkan. Kalau boleh jujur sebenarnya saya minder bukan kepalang. Saya adalah orang yang sangat tidak percaya diri apalagi kalau menyangkut yang ini (tulisan, fiksimini, dsb). Tapi saya harus menebalkan mental. Kalau tulisan saya tidak pernah dibaca orang, bagaimana saya mau belajar? Bagaimana saya bisa tahu mana yang salah dan mana yang perlu perbaikan?

Maka demikianlah Fiksimini Selection ini akhirnya muncul. Sebagaimana genre dalam sinema, FM Selection ini saya bagi dalam empat kategori: Misteri/Horor, Drama Percintaan, Komedi, dan Drama Keluarga. Susunan FM dalam setiap kategori tidak berurutan alias acak. Juga tidak disusun berdasarkan topik yang serupa, completely random. Tapi kalau kamu berhasil menemukan benang merah dari masing-masing kalimat, berarti kamu hebat!

Kalau saya bilang saya berharap FM-FM ini dapat menyentuh kalian, itu berlebihan. Maka saya hanya berharap kalian dapat menikmatinya, mengerti jalan ceritanya, membayangkan adegannya, merasakan ledakannya (jika ada). Kalaupun tidak, saya harap kalian sudi memakluminya.
Anyway, dengan segala kerendahan hati, saya persembahkan my very own Fiksimini Selection... Enjoy..!!

Misteri/Horor:

Funeral song played in my wedding day. It was not unintended. I marry a dead man. Yes, I do.

UNDANGAN UNTUK DUA ORANG. Aku mengajak mendiang suamiku.


ADIL. Di meja makan, ibu dan ketiga istri Ayah yang lain masing-masing mendapat seperempat bagian jantung Ayah di atas piring.

LULLABY. It's 2 AM and heavy rain. Mom couldn't get out from her grave. The kid still awake waiting for her lullaby.

TERBANGUN DI SISI IBU. Senang, kupeluk ibu erat-erat. Tak peduli udara pengap dan tanah lembap menimbun peti tempat kami berbaring.

JANIN. "Jangan!" Aku teriak sekuat tenaga, Ibu tak mendengar. Suaraku hanya memantul dari dinding ke dinding. Ibu tetap membunuhku.

Bayi itu sudah menangis sekencang yang ia mampu, tapi ibunya tetap menekan tombol siram di toilet itu.

BABY BLUE. Laki-laki itu sangat bahagia atas kelahiran putra pertamanya. Terlalu bahagia hingga lupa menguburkan istrinya. 

AYAHKU PELAWAK YANG SANGAT LUCU. "Jangan pernah tertawakan pekerjaan Ayah!" Katanya geram sambil menjahit mulutku.

"Ayah, mengapa hujan hanya turun di sawah tetangga saja?" | "Karena Dewa hanya menerima tumbal perawan, dasar sundal!!" PLAAKK!!

Drama Percintaan:

"AKU SUKA KAMU. MAUKAH KAMU JADI PACARKU?" Kakak itu tersenyum mendengarku kemudian mengacak rambutku. "Sana main lagi dik.."

Setangkai mawar merah jambu yang kuselipkan dalam tas sekolahnya, seketika layu saat ia pulang bersama Pak Guru.

MALAM MINGGU DI BANGKU TAMAN. Bayanganku asik bercumbu dengan wanita di ujung bangku.

WAYANG-WAYANGKU. Kuletakkan ia di tempat tidur. Aku gemetar melepas baju tidur. Wajahku merona. Malam ini giliran Arjuna.

PERNIKAHAN BEDA AGAMA. "Setidaknya kita punya satu kesamaan. Kita sama-sama perempuan" | "Menurutmu Tuhan akan memaafkan itu?" | *hening

DISKON BESAR-BESARAN. Tinggal hatiku yang belum terjual.

Komedi:

SENDAL JEPIT. Sudah puluhan mesjid, belum ada yang cocok.

KOLEKTOR BENDA KUNO. Mas Donny memandangi nenekku dari ujung rambut sampai ujung kaki.

SURGA KE KANAN. Maaf, sedang perbaikan jalan.

Koruptor: Saya takut masuk neraka | Setan: Tenang Pak, saya punya koneksi di sana. Nanti Bapak boleh dapat kamar yang ada AC-nya.




Drama Keluarga:

A father bought a beautiful music box for his little daughter. The cheap one with no sound. "Doesn't matter, she is deaf."

BELUM PUAS MEMARAHIKU. Setelah aku menjadi tuli, Ayah membelikanku sepasang telinga baru.

Seno gemetar menggenggam kertas hasil ulangan. Nilainya sempurna. Ayah mungkin akan memberinya hadiah, DI DALAM KAMAR.

Ayah selalu tegas dengan JAM MALAM. Kami dikeluarkan pukul sembilan. Target setoran harus tercapai sebelum pagi menjelang.

DIAM ITU EMAS. Ketika aku pulang hanya membawa perak, keheningan di dalam rumah pecah dan riuh rendah.

HARI IBU DI PASAR IBU. Ramai sekali. Aku membeli ibu baru, kali ini yang pandai bernyanyi.

DI RUMAH BORDIL. Ayah tak mungkin mengenaliku, aku sudah berubah. "Lastri..?" Ayah memanggilku dengan nama Ibu.

ORKESTRA JALANAN. Tak ada nyanyian yang keluar. Hanya suara keroncongan dari perut anak-anak yang tertidur di emperan.

ANAK JALANAN. "Ngapain kita di sini kak?" | "Cari duit buat makan" | "Duitnya yang kertas aja ya kak, biar gampang ngunyahnya."

SATU KAKI DI DALAM REL, SATU KAKI DI LUAR REL. Sementara deru suara kereta telah terdengar di kejauhan, ia masih ragu memutuskan.

SEPEDAKU MALANG. Sejak kecelakaan maut itu ia tak pernah lagi mau kukayuh.

Dengan ekstra hati-hati kupotong kabel merah. Sepersekian detik kemudian, ayah berhenti berdetak, tangis ibu seketika MELEDAK.

PELURU TERAKHIR. Untuk siapa? Untuk ibu yang sudah sekarat memohon mati? Atau untuk ayah keparat yang sudah bikin ibu begini?

KUMPUL KELUARGA DI HARI RAYA. Masih dengan pertanyaan yang sama: "kapan kamu akan pindah agama?"


Fin...


No comments:

Post a Comment